Sabtu, 25 Agustus 2012

Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah Sebagai Golongan Yang Selamat (bag 2)

Posted by Abu Umar at 05.35

Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah Sebagai Golongan Yang Selamat

Judul Asli : AL-FIRQATUN NAJIYAH ADALAH AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Oleh : Syaikh Shalih Al Fauzan



Maka kemudian Nabi r mendatangi kaum Anshar menasihati dan mengingatkan mereka akan nikmat Islam, dan bersatunya mereka melalui Islam, sehingga pada akhirnya mereka saling bersalaman dan berangkulan setelah hampir terjadi perpecahan, dengan demikian gagallah makar Yahudi, dan tetaplah kaum muslimin berada dalam persatuan.
 Allah memang memerintahkan mereka untuk bersatu di atas Al Haq dan melarang berselisih dan berpecah, sebagaimana firman-Nya:

â Ÿwur (#qçRqä3s? tûïÏ%©!$%x. (#qè%§xÿs? (#qàÿn=tF÷z$#ur .`ÏB Ï÷èt/ $tB ãMèduä!%y` àM»sYÉit6ø9$# 4 á
“Dan jamganlah kamu menyerupai orang-orang yang berpecah-belah dan berselisih sesudah datangnya keterangan yang jelas”. ( Ali Imran: 105).

Dan firman-Nya pula:

â (#qßJÅÁtGôã$#ur È@ö7ut¿2 «!$# $YèÏJy_ Ÿwur (#qè%§xÿs? 4 á
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu berpecah-pecah”. (Ali Imaran: 103).

Dan sesungguhnya Allah telah men-syariatkan persatuan kepada mereka dalam melaksanakan berbagai macam ibadah; seperti shalat, puasa, menunaikan haji dan dalam mencari ilmu, Nabi Muhammad r telah memerintahkan kaum muslimin ini agar bersatu dan melarang mereka dari perpecahan dan perselisihan. Bahkan beliau telah menyampaikan suatu berita yang berisi anjuran untuk bersatu dan larangan untuk berselisih, yakni berita tentang akan terjadinya perpecahan pada umat ini sebagaimana hal tersebut telah terjadi pada umat-umat sebelumnya, sabda Beliau r :

(( فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِيْ ))
“Sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup di antara kalian dia akan melihat banyak perselisihan, maka berpegang teguhlah kalian dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk setelah Aku” ([1]).

Dan sabdanya pula:

(( افْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى اثْنَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَسَتَفْتَرِقُ هَذِهِ الأُمَّةُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلّهَا فِيْ النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَة. قُلْنَا: مَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِيْ ))
“Telah berpecah kaum Yahudi menjadi tujuh puluh satu galongan, dan telah berpecah kaum Nashrani menjadi tujuh puluh dua golongan, sedang umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Maka kamipun bertanya siapakah yang satu itu, wahai Rasulullah? beliau menjawab: yaitu barangsiapa yang berada pada yang aku dan para shahabatku jalani ini([2]).


Sesungguhnya telah nyata apa yang telah diberitakan Rasulullah r maka berpecahlah umat ini pada akhir generasi sahabat walaupun perpecahan tersebut tidak berdampak besar pada kondisi umat di masa generasi yang dipuji oleh Rasulullah dalam sabdanya:

(( خَيْرُكُمْ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ))

“Sebaik-baik kalian adalah generasiku, kemudian generasi yang datang sesudahnya, kemudian yang datang sesudahnya”. ([3])  

Perawi hadits ini berkata: “saya tidak tahu apakah Rasulullah r menyebut setelah generasinya dua atau tiga generasi”.
Yang demikian tersebut bisa terjadi karena masih banyaknya ulama dari kalangan muhadditsin, mufassirin, dan fuqaha. Mereka termasuk sebagai ulama tabiin dan pengikut para tabiin serta para imam yang empat dan murid-murid mereka. Juga disebabkan masih kuatnya daulah-daulah Islamiyyah pada abad-abad tersebut sehingga firqah-firqah menyimpang yang muncul pada waktu itu mengalami pukulan yang melumpuhkan baik dari sisi hujjah maupun politik.

Bersambung Insya Allah...


([1] )   Dikeluarkan oleh Abu Dawud: 5/4607 dan tirmidzi: 5/2676 dan dia berkata hadits ini hasan shahih, juga oleh Imam Ahmad: 4/ 126-127, dan Ibnu Majah : 1/ 43.
([2] )   Diriwayatkan oleh Tirmidzi: 5/ 2641, dan Al Hakim dalam mustadraknya: 1/ 128-129, dan Al Ajuri dalam Asy Syari’ah : 16, dan Imam Al Lalikaai dalam syarah ushul I’tiqaad Ahlis sunnah Wal jamaah: 1/ 145-147.
([3])   Diriwayatkan oleh Bukhari:3/3650. dan Muslim : 6/ 86.



Related Article



0 comments:

Posting Komentar

 

Copyright © 2011 Abu Umar - أبو عمر